Skip to content

Jelang Putusan PKPU, Ribuan Buruh PT PAKERIN Gelar Istighosah di Depan PN Surabaya

Surabaya,  Senin, 28 Juli 2025

Sejak fajar menyingsing, ribuan buruh PT PAKERIN yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) telah memadati halaman depan Pengadilan Negeri Surabaya di Jalan Arjuno. Dimulai sejak pukul 06.00 WIB, massa buruh yang mengenakan seragam serikat dan membawa spanduk perjuangan itu menggelar istighosah akbar, menadahkan tangan dalam doa penuh harap, beberapa jam menjelang pembacaan putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang akan sangat menentukan nasib mereka.

Di tengah hiruk pikuk kota, suasana pagi itu terasa berbeda. Hening. Khidmat. Ribuan suara menyatu dalam lantunan zikir dan doa. Tak ada teriakan, tak ada orasi—yang ada hanya ketulusan hati dan harapan besar agar keputusan majelis hakim berpihak pada keadilan dan kemanusiaan. Mereka memohon agar PT PAKERIN dapat kembali beroperasi, agar ribuan pekerja dapat kembali bekerja, agar dapur rumah tangga mereka tetap mengepul.

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa atau bentuk penekanan hukum, tetapi merupakan ikhtiar spiritual yang menunjukkan bahwa di balik perjuangan industrial, ada nilai-nilai religius, ada doa yang menyertai kerja keras dan solidaritas.

Menurut sejumlah perwakilan buruh, istighosah ini adalah simbol persatuan dan kekuatan hati para pekerja. Di tengah ketidakpastian hukum dan ekonomi, mereka memilih bersatu, bersuara lewat doa, dan berdiri bersama dalam barisan yang tak mudah goyah. Karena mereka tahu, keputusan hari ini bukan hanya soal perusahaan, tapi soal masa depan ribuan keluarga, soal keberlangsungan hidup, soal harga diri sebagai pekerja.

Walaupun pembacaan putusan PKPU dilakukan secara daring melalui sistem E-Court, hal itu tidak menyurutkan semangat para buruh untuk mengawal proses persidangan secara langsung. Mereka hadir bukan hanya sebagai saksi perjuangan, tetapi juga sebagai pengingat kepada semua pihak bahwa nasib pekerja tidak bisa diputuskan begitu saja tanpa melihat realitas kehidupan mereka.

Hingga siang menjelang, para buruh tetap bertahan dengan tertib, menjaga ketenangan dan suasana damai. Beberapa di antara mereka tampak membawa anak, istri, dan keluarga. Sebuah pemandangan yang menguatkan bahwa perjuangan ini bukan untuk kepentingan individu, tapi untuk komunitas pekerja secara luas.

FSPMI menegaskan bahwa apapun hasil putusan hari ini, semangat perjuangan akan terus menyala. Mereka berharap negara, melalui lembaga peradilan, bisa hadir dalam keberpihakannya terhadap keadilan sosial dan nasib buruh. (Raden Muis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *