
Mojokerto, KPonline – Perjuangan luar biasa yang dilakukan Serikat Pekerja FSPMI di PT PAKERIN telah menjadi pelajaran penting bahwa untuk meraih kemenangan, tidak cukup dengan semangat biasa. Diperlukan keberanian, kesetiaan, dan perjuangan yang melampaui batas kewajaran—sebuah semangat yang disebut oleh Tim LBH FSPMI Jawa Timur, Pujianto SH, sebagai “Anta Majnun”.
Dalam Konsolidasi bersama anggota FSPMI PAKERIN, Selasa (21/7/2025) di Mojokerto, Pujianto SH menyampaikan bahwa perjuangan kali ini benar-benar di luar nalar. “Kalau ingin berhasil dalam perjuangan, kita harus total. Tidak bisa setengah-setengah. Harus gila dalam artian positif. Harus ‘Anta Majnun’. Kalau kita berjuang dengan cara biasa, kita akan dengan mudah dipatahkan oleh pengusaha nakal,” tegasnya.
FSPMI PAKERIN menunjukkan bagaimana semangat gila itu diterjemahkan dalam aksi nyata. Selama lima hari, mereka menduduki empat lokasi berbeda. Massa aksi tumpah ruah di jalanan Surabaya, berpindah dari satu titik ke titik lain, bahkan memulai perlawanan sejak pukul 3 pagi. Di depan Pengadilan Negeri Surabaya, suara mereka menggema menolak gugatan pailit. Para pekerja perempuan pun tidak tinggal diam, mereka ikut berdiri di barisan depan dan menyuarakan tuntutan dengan lantang.
Dari perjuangan yang terlihat mustahil itu, kini hasil mulai terlihat. Upah dan Tunjangan Hari Raya yang sebelumnya seolah tak mungkin dibayarkan, akhirnya berhasil direbut kembali.
Menurut Pujianto, perjuangan FSPMI di PAKERIN dirancang dengan strategi bertingkat:
Jangka Pendek: Mendapatkan hak upah dan THR selama proses perjuangan — sudah berhasil dicapai.
Jangka Menengah: Membatalkan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Surabaya.
Jangka Panjang: Mendorong PT PAKERIN untuk kembali beroperasi, demi menjaga keberlangsungan kerja para pekerja.
Semangat “Anta Majnun” ini bukan hanya soal keberanian tanpa batas, tetapi juga tentang keyakinan dan konsistensi dalam membela hak-hak buruh. “Ketika pemimpin menunjukkan keberanian dan anggota patuh menjalankan instruksi, maka perjuangan menjadi kekuatan yang tidak bisa diremehkan,” tambah Pujianto.
Perjuangan FSPMI PAKERIN kini menjadi inspirasi bahwa kemenangan hanya bisa diraih oleh mereka yang mau bertarung dengan sepenuh jiwa, bahkan ketika logika mulai mempertanyakan arah. Karena dalam dunia perburuhan, yang waras bisa kalah—dan yang “majnun”, justru bisa menang.