
Perkembangan sektor industri global yang makin maju menuntut kebijakan ekonomi yang bisa menyeimbangi pertumbuhan tersebut.
Menteri Keuangan Chatib Basri menilai, tren investasi industri padat karya dan padat modal cenderung melambat di kurun waktu 2013-2014, akan membaik dan menjadi lebih kondusif pada tahun 2015 mendatang.
“Ke depan harus tinggalkan padat karya tapi belum untuk saat ini. Karena kita nggak mungkin bersaing dengan Bangladesh yang upahnya cuma sepertiga dari kita atau bersaing dengan negara lain dengan upah buruh sangat murah,” jelas Chatib ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Menurut dia, Indonesia perlu mempertimbangkan kondisi tersebut, mengingat negara ini diperkirakan masuk dalam deretan 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
“Kita kan anggota G20 dan nanti akan menjadi 10 negara ekonomi besar dunia. Nggak bisa hidup dari upah buruh murah, jadi kualitas kesejahteraannya akan naik. Kalau nggak naik, buruh bilang dieksploitasi,” terangnya.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menilai Indonesia masih membutuhkan industri padat karya untuk menyerap tenaga kerja meskipun terjadi pergeseran tren industri terus bergerak.
“Ada suatu pergeseran dari industri berbasis padat karya termasuk industri primer ke padat modal yang serapan tenaga kerja lebih sedikit tapi produktivitas meningkat. Makanya kita harus hati-hati karena kita masih perlu industri padat karya,” tuturnya.
http://economy.okezone.com/read/2014/04/25/20/975968/menkeu-kita-kan-g-20-masak-upah-buruh-murah