Bagi kawan-kawan buruh di Bintan, rasanya sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini. Dia adalah Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia ( PC SPEE FSPMI) Kabupaten Bintan. Parlindungan Sinurat, begitulah kedua orang tuanya memberikan nama untuk laki-laki kelahiran Pangururan pada 11 Juni 1970 silam.
Saat ini, Parlindungan terdaftar sebagai calon legislative dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia dengan nomor urut 1 (satu) untuk daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Bintan Utara dan Kecamatan Seri Kuala Lobam. Atas komitment dan jasa-jasanya membela kaum buruh selama ini, FSPMI memberikan kehormatan kepada Parlindungan Sinurat sebagai salah satu tokoh buruh yang direkomendasikan organisasi untuk dipilih dalam pemilu legislative yang akan datang.
“Sebagai caleg, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, berkualitas serta mendapat ridho Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Parlindungan. Selanjutnya, dengan antusias pria yang memiliki hoby menulis dan membaca ini memberikan pandangannya terkait dengan pentingnya kaum buruh memiliki wakil di DPR/DPRD.
“Banyak orang yang apatis, menghujat, bahkan menganggap kita perusuh,” kalimatnya datar, membuka pembicaraan di sore itu. “Tetapi percayalah, penilaian kemuliaan itu datangnya dari Tuhan. Oleh karena itu, kita tak perlu mendengarkan omongan orang yang berusaha mendeskreditkan apa yang kita lakukan. Jika memang apa yang kita lakukan itu baik, jangan berhenti berbuat baik. Biarkan Tuhan saja yang akan memberikan balasan,” lanjutnya.
Dalam satu kesempatan, Parlindungan juga mempertanyakan peran pemerintah dan para wakil rakyat yang ada di parlemen. “Kalau pemerintah, pengusaha, DPR peduli pada rakyat, kenapa sekian lama dipertahankan upah murah, pekerja kontrak yang berkepanjangan dan Outsourcing?”
Maka jelaslah sudah, pemerintah memang tidak memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan kaum buruh. Jika saja kaum buruh itu sendiri tidak merebut kesejahteraan yang memang sudah seharusnya menjadi haknya, maka pemerintah tidak akan memberikannya.
“Apakah kenaikan UMK Bintan Tahun 2012 sebesar 250 ribu dan UMK Bintan Tahun 2013 sebesar 675 ribu dari tahun sebelumnya datang dengan sendiri atau karena kebaikan hati pemerintah?”
“Siapa yang merubah itu? Tentunya para buruh dan pimpinan buruh yang peduli akan nasibnya lah yang memperjuangkan itu semua. Mereka mendesak pemerintah dengan melakukan berbagai aksi. Jangan pernah bermimpi terjadi perubahan, jika kita sendiri tidak merubahnya….”
Pria yang masih aktif bekerja sebagai karyawan swasta di PT. AMC Bintan ini memang selalu berkobar-kobar saat berbicara tentang nasib kaum buruh. Semangatnya menyala. Bukan semata-mata untuk dirinya sendiri, sebab sejatinya, semangat seorang pemimpin menular kepada anggotanya. Itulah yang kemudian membuat mereka rela berada dalam satu garis perjuangan, mengikrarkan diri sebagai pembebas kaum yang tertindas.
“Terserah mereka mau bilang kita setan, hantu, arogan, suka aksi tutup kawasan. Yang penting tujuan kita, buruh dan keluarganya untuk hidup sejahtera tercapai.”
Parlindungan juga salah satu pemimpin buruh yang memiliki pandangan progresif. Ia menuturkan, jika pemerintah masih saja memiskinkan buruh, apapun resikonya, kita perlu melakukan sweeping ke pabrik-pabrik untuk menghentikan mesin produksi dan semua buruh turun ke jalan. Hanya dengan cara seperti itu kaum buruh akan didengar dan tuntutannya dipenuhi.
Pengusaha suka ancam pindah dan hengkang karena para buruh sering aksi unjuk rasa, kami tidak peduli. Biarkan mereka pindah dan hengkang kalau hanya menyengsarakan buruh.
Siapa yang tidak meremehkan nabi Muhammad karena tidak datang dari kaum bangsawan? siapa yang tidak meremehkan Isa Almasih (Yesus) dan dinistakan? Namun semua itu untuk kemuliaan umat manusia.
Demikian juga dengan buruh. Banyak yang meremehkan, menghujat dan menghina kita.. Namun saya katakan, “berbuat baiklah untuk kesejahteraan kaum buruh, karena penilaian kemuliaan amal baik kita kelak, itu datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa.
Membaca pikiran Parlindungan Sirait, kita seperti diajak berhadap-hadapan face to face dengan penguasa dan pengusaha zalim. Diajak untuk menarik garis lurus tentang posisi masing-masing, kita dan mereka. Ketegasan itulah yang memberikan jaminan kepada kita semua, jika kelak Parlindungan terpilih sebagai anggota legislative, keberpihakannya sangatlah jelas: Siapa lagi kalau bukan berpihak kepada kaum pekerja! (*)
Artikel Terkait:
Mengenal Lebih Dekat, Parlindungan Sinurat
0 thoughts on “Mengenal Lebih Dekat, Parlindungan Sinurat”