
Kita kembali dikejutkan dengan adanya kabar tentang kekerasan terhadap aktivis serikat buruh. Kali ini datang dari Jawa Timur, menimpa 2 orang aktivis FSPMI, Doni dan Yusak. Ironisnya, kekerasan tersebut justru dilakukan oleh oknum aparat kepolisian.
Saat itu tengah berlangsung aksi yang dilakukan oleh ratusan buruh PT Interbat yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sidoarjo di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Senin (7/10/2013). Mereka melakukan long march dari perusahaannya yang berlokasi di Buduran atau sekitar 3 km menuju kantor bupati.
Meskipun kemudian, ketika didepan pintu utama menuju pendopo diberi pagar kawat berduri dan dijaga oleh puluhan polisi, buruh tak berkecil hati. Mereka mendekat dan meneriakkan agar bupati menemuinya untuk diajak audiensi agar membantu menyelesaikan nasib buruh.
Permasalahan buruh PT Interbat bermula dari tuntutan FSPMI yang meminta agar skorsing terhadap 162 buruh dibatalkan. Disamping itu, mereka juga juga menolak adanya PHK pada karyawan. Tetapi sayang, aksi ini tak mendapatkan tanggapan dari pihak pemerintah. Sanksi yang diberikan oleh PT. Interbat ini dirasakan sangat keterlaluan dan arogan. Mengingat ke 165 orang pekerja yang diberikan sanksi skorsing menuju PHK tersebut hanya karena mereka “Menyanyikan Indonesia Raya pada saat rapat Setikat Pekerja.”
Namun sayang, dalam aksi tersebut diwarnai insiden kekerasan terhadap aktivis buruh yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Seorang yang memiliki akun bernama Bulan Ratune Sang Surya menulis sebuah status sebagai berikut: Inilah hasil kekerasan oleh para kaum yg tdk punya hti nurani. digotong 4 org lalu digebukin 20 org stlh itu diseret hingga memar dibahu..leher..mata..terutama kpla.. bgitu jg di RSUD sidoarjo yg menanganinya jg kurang sip dr jm 12 smpai jm 8 mlm br ditangani rmh skit mcam apa itu.. tdk profesional.
Tentu kita mengecam tindakan aparat kepolisian yang mengedepankan kekerasan dalam menangani aksi buruh. Besok, hari Rabu, FSPMI akan melakukan aksi ke DPR RI, Mabes Polri dan Kompolnas, memprotes kekerasan yang dilakukan pihak kepolisan dalam menangani mogok kerja di PT. Kelbe Farma, Tbk. (Kascey)