Dilaporkan Langsung dari Jawa Tengah oleh, Jamaludin (Sekum PP SPAI FSPMI)
BURUH JAWA TENGAH TOLAK INPRES UPAH MURAH DAN TUNTUT KENAIKAN UPAH MINIMUM JAWA TENGAH 2014 RATA-RATA 50% KOTA SEMARANG,SOLO RAYA,DEMAK DAN PEKALONGAN SEBESAR 3 JUTA.
Jika Jawa Tengah masih dipertahankan menjadi surga bagi upah murah, maka buruh Jawa Tengah mengancam akan bergabung dengan buruh di daerah-daerah lain untuk melakukan mogok nasional dan melakukan unjuk rasa selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
Hari ini, Minggu 15 September 2013 , ribuan buruh Jawa Tengah yang berasal dari Semarang, Demak, Solo, Sukoharjo dan Karanganyar turun kejalan untuk menolak Inpres Upah Murah dan menuntut kenaikan rata-rata minimal 50% dan untuk daerah industri perkotaan dan Industri utama adalah sebesar 3 Juta. Mereka berasal dari berbagai serikat pekerja, seperti KSPI, MABUR, dan PRABUSORA .
Dalam aksi unjuk rasa yang digelar didepan Kantor Gubernur Jawa Tengah juga dihadiri oleh Vice Presiden FSPMI Obon Tabroni dan Sekjen SPAI FSPMI Jamaludin.
Pimpinan buruh di Jawa Tengah juga menyampaikan orasi. Seperti Ketua KSPI Jawa Tengah Dono Rahardjo, Ketua SBSI 1992 Jawa Tengah Suharno dan Ketua SPAI FSPMI Kota Semarang Muhron.
Massa aksi yang membawa atribut bendera FSPMI,SPAI,SP KEP,SBSI 1992,SP FARKES dan PGRI menyampaikan aspirasi selain kenaikan upah yang lebih layak mereka juga menuntut dijalankannya Jaminan Sosial dan Penghapusan Sistem Outsourcing.
Koordinator Aksi, Agus dari PC SPAI Demak menyatakan buruh siap terus bergerak dan melumpuhkan ekonomi Jawa tengah jika pemerintah tidak menghiraukan tuntutan buruh.