Harapan besar yang kemudian mendorong saya untuk terus terlibat dalam perjuangan serikat pekerja adalah adanya perbaikan system/peraturan dibidang ketenagakerjaan yang berorientasi pada kesejahteraan serta keadilan.

Kalimat itu mudah diucapkan. Tetapi tidak cukup hanya sekedar diperdengarkan.

Sebab ketika berbicara perbaikan, maka sesungguhnya kita sedang berbicara perubahan. Berbicara perubahan adalah berbicara tentang keseriusan kita untuk berpartisipasi dalam perubahan itu sendiri. Perlu ada partisipasi disitu. Dimana partisipasi ini sifatnya kolektif (berorganisasi), bukan hanya individu.

Tengoklah sejarah, tidak ada perubahan yang terjadi tanpa melibatkan organisasi. Di masa lampau, kita mengenal Vereeniging van Spoor en Tramweg Personeel in Nederlandsch Indie (VSTP), Personeel Fabrieks Bond (PFB), Barisan Buruh Indonesia (BBI), hingga Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Terlepas dari latar belakang keberadaan organisasi-organiasi itu, mereka memiliki sumbangsih yang berharga bagi buruh dan rakyat Indonesia.

Mengingat saya menjadi bagian dari FSPMI, maka cita-cita dan harapan itu tumbuh bersama organisasi ini. Saya percaya, dalam setiap langkah saya bersama organisasi, sejatinya saya sedang berjuang untuk mewujudkan cita-cita itu.

Itulah sebabnya, saya berharap betul FSPMI akan terus tumbuh menjadi organisasi buruh yang mandiri dalam pemikiran dan finansial. Hal ini penting. Agar independensi organisasi tetap terjaga. Tidak tergantung dari penguasa dan pengusaha.

Dari pabrik ke publik. Kini saatnya FSPMI memikirkan isu nasional dalam porsi yang lebih besar lagi. Dalam konteks ini, Indonesia sedang memanggil kita semua. (Kascey)

.

Baca Tulisan Terkait:

– Memilih FSPMI

– “Bebaskan Pikiran dari Ketakutan”

– “Perubahan Membutuhkan Partisipasi”

– “Andai Saja Pengambil Kebijakan Perpihak Kepada Pekerja”